Nilai Tradisi Lokal
Membahas
Nilai-nilai tradisi lokal bangsa Indonesia, berarti kita membahas
perkembangan kebudayaan Indonesia. Bangsa Indonesia sudah memiliki
budaya asli sebagai berikut,
· Sistem Astronomi
· Sistem Kemasyarakatan
· Sistem Macapat
· Kesenian Wayang
· Kesenian Gamelan
· Kesenian Batik dan Tenun
· Teknologi Pengecoran Logam
· Sistem perdagangan dan Pelayaran
Juga memiliki sistem kepercayaan yang melukiskan kebudayaan Megalithikum seperti :
· Menhir
· Kubur batu
· Sarkofagus
· Dolmen
· Punden berundak
PERPADUAN TRADISI LOKAL DENGAN TRADISI HINDU-BUDHA
Kedatangan
agama (budaya). Hindu-Budha banyak membawa perubahan dalam perkembangan
budaya Indonesia. Terlihat pada wujud akulturasi budaya meliputi :
Seni Bangunan :
· Candi
Terdiri dari unsur Indonesia, yaitu Punden Berundak, sedang unsur India adalah Stupa
· Yupa dari Kutai.
Unsur Indonesia asli adalah Menhir, sedang unsur India Prasasti dan tiang untuk menambatkan binatang kurban.
· Lingga dan Yoni (lambang kesuburan)
Unsur India adalah Lingga Yoni sedang unsur Indonesia asli adalah Alu dan Lumpang.
Seni Rupa dan Seni Ukir :
· Bisa dilihat pada relief yang dipahatkan pada dinding candi :
Misal : - Pada dinding langkan Candi Borobudur dipahatkan riwayat sang Budha.
Pada dinding Candi Prambanan dipahatkan cerita Ramayana.
Seni Sastra (Prosa dan Tembang / Puisi) :
· Berdasarkan isinya kesusastraan dikelompokkan menjadi 3 :
Ø Tutur (pitutur = kitab keagamaan)
Ø Kitab Hukum
Ø Wiracarita (kepahlawanan)
Filsafat
Penduduk
Indonesia sudah sejak masa prasejarah percaya adanya kehidupan sesudah
mati yaitu sebagai roh halus. Kehidupan roh halus memiliki kekuatan,
oleh sebab itu roh nenek moyang dipuja orang yang masih hidup. Setelah
pengaruh India masuk, hal ini tidak punah. Misal : fungsi candi sebagai
makam raja atau penyimpan abu jenazah raja.
Sistem Pemerintahan
Salah
satu bukti akulturasi dalam bidang pemerintahan, yaitu berdirinya
Kerajaan, misalnya seorang raja yang sebelumnya adalah kepala suku,
harus berwibawa dan dipandang memiliki kekuatan gaib sehingga raja
terasa selalu dekat.
Sistem Kepercayaan
Setelah
masuk dan berkembangnya agama Hindu - Budha, maka terjadi pula
akulturasi kepercayaan. Pada masa prasejarah, kepercayaan utama
masyarakat Indonesia adalah pemujaan roh nenek moyang dengan sarana
pemujaan beruapa Menhir, dolmen dan Punden Berundak.
Sistem Kalender
Pada
zaman prasejarah, masyarakat Indonesia telah mengenal astronomi yang
digunakan untuk kepentingan praktis, misal untuk menentukan letak
bintang sehingga mengetahui arah angin pada waktu berlayar dan kapan
mengadakan kegiatan pertanian.
PERPADUAN TRADISI LOKAL (PRA ISLAM) DENGAN TRADISI ISLAM
Masa
Pra Islam (menjelang Islam masuk ke Indonesia) tradisi yang berkembang
adalah pengaruh Hindu - Budha sedangkan pada Islam masuk maka perpaduan
tradisi terjadi pengaruh Islam mulai masuk ke segala aspek kehidupan
bentuk akulturasi yang terjadi sebagai berikut :
NON FISIK
Yaitu
yang tidak berwujud kebendaan, tetapi berupa adat - isti adat,
nilai-nilai atau tradisi lain yang berkembang di masyarakat. Contoh :
Ø Upacara Sekaten
Peninggalan
sejarah yang bercorak Islam dalam bentuk seni pertunjukan adalah
perayaan Garebek Besar dan Garebek Maulud (perayaan Sekaten). Perayaan
Garebek Besar dan Garebek Maulud dilakukan di Demak, Surakarta,
Yogyakarta, Cirebon, Banten, dan Aceh. Di Yogyakarta, Surakarta, dan
Cirebon perayaan Maulud disebut Sekaten.
Istilah
sekaten berasal dari kata syahadatain, pengakuan percaya kepada ajaran
agama Islam, tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad SAW adalah
Rasul-Nya.
Sekaten
diperkenalkan oleh Raden Patah di Demak pada abad ke-16. Pada saat itu
orang Jawa beralih memeluk agama Islam dengan mengucapkan shahadatain.
Oleh karena itu, penggunaan nama sekaten pada perayaan tersebut menjadi
terkenal. Perayaan Sekaten kemudian diteruskan oleh sultan-sultan
berikutnya sehingga menjadi perayaan tahunan. Pada perayaan ini seluruh
pusaka kerajaan Yogyakarta dan Surakarta dibersihkan dalam upacara
penyucian khusus. Selain itu, sultan membagikan berkah berupa lima jenis
nasi yang dibentuk seperti gunung. Kelima macam nasi tersebut mewakili
jagad atau dunia orang Jawa.
Dari
peninggalan budaya Sekaten, cobalah cari dan sebutkan bagian-bagian
yang merupakan bentuk budaya lokal, Hindu–Budha dan Islam!
Ø Ziarah Ke Makam
Ziarah
bagi sebagian masyarakat Indonesia sudah mentradisi. Ziarah berasal
dari bahasa Arab, artinya mengunjungi. Istilah ziarah disebut juga
dengan sowan (mengunjungi) dan nyekar (meletakkan bunga di atas makam).
Ziarah dipercaya dapat membawa berkah dunia dan akhirat.
Ziarah
biasanya dilakukan di makam keluarga, makam wali, makam tokoh penting
agama, makam raja, atau di makam tokoh penting masyarakat lainnya. Orang
melakukan ziarah dengan tujuan berbeda-beda, misalnya untuk mendapatkan
anugerah dengan memuja roh nenek moyang, mensyukuri kebesaran Tuhan,
mengingatkan tentang akhirat, menghormati orang yang telah meninggal,
atau melanggengkan hubungan antara orang hidup dan yang telah mati.
Tradisi ziarah dipengaruhi oleh kebudayaan Indonesia lama (kebudayaan
lokal) dan kebudayaan Hindu–Budha berupa tradisi pemujaan terhadap arwah
nenek moyang.
FISIK
Seni Bangunan (arsitektur) :
Asli Indonesia : atap tingkat, prondasi kuat, bentuk bujur sangkar, serambi depan, dan samping, parit depan dan samping.
Makam
· Asli Indonesia : bentuk gugusan cungkup
· Islam : bertulis Arab dan kaligrafi,
contoh : makam Putri Suwari dari Gresik, Makam Sendang Duwur Tuban.
Masjid
Bentuk akulturasi bangunan masjid :
· Atap
tumpang : Masjid Agung Cirebon, Ketangka di Sulawesi, Masjid Angke
Tambura Jakarta, Masjid Demak, Masjid Baiturrahman Aceh, Masjid Agung
Banten.
· Bentuk bujur sangkar, ada serambi baik depan maupun samping.
· Ada menara masjid dan beratap kubah.
Menara Masjid
Menara Masjid Kudus berbentuk candi
Seni Rupa :
· Relief
· Kaligrafi
Seni Sastra :
· Hikayat yaitu cerita atau dongeng belaka, contoh : Hikayat Amir Hamzah, Bayan Budiman, Cerita 1001 malam.
· Babad
yaitu : Hikayat yang digubah dalam cerita sejarah, contoh : Babad Tanah
Jawi, Babad Cirebon, Babad Mataram, Babad Surakarta.
Suluk yaitu kitab yang berisi tasawuf, contoh : Suluk Sukarsa, Suluk Wijil, Suluk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar